Minggu, 12 Juli 2009

Siaran Pers Geram

(Terkait Ancaman Teror Terhadap Wartawan/Sekretaris GERAM
Yang Dilakukan ‘Kelompok Preman’ Di Labuan Bajo)


Aksi demonstrasi besar-besaran terhadap kehadiran Perusahaan Tambang yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat Manggarai Barat pada dua bulan terakhir, sama sekali tidak ditanggapai serius oleh Pemerintah Kabupaten Mabar.

Izin Kuasa Eksplorasi Pertambangan yang dikeluarkan oleh Bupati tetap tidak dicabut. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan oleh GERAM dan DPRD Mabar, namun Bupati tetap bersikeras untuk melanjutkan aktivitas dari Perusahaan Tambang.

Di tengah perjuangan Tolak Tambang, konflik horisontal antar warga masyarakat sulit terhindarkan dan berpotensi meluas. Kelompok kecil masyarakat yang kebanyakan adalah para kontraktor lokal, secara aktif kerap melakukan teror terhadap aktivis GERAM dan sejumlah Wartawan.

Minggu malam 7 Juli 2009 sekitar pkl.23.30 wita, sekelompok “Preman” yang biasa ‘mangkal’ di seputaran rumah jabatan Bupati, melakukan penyerangan di rumah kediaman Sdr. Kornelis Rahalaka, sekretaris GERAM dan Pemimpin Redaksi Majalah DIASPORA.

Bersyukur bahwa saat penyerangan, Sdr. Kornelis Rahalaka tidak berada di rumah karena masih sedang menghadiri rapat rutin GERAM di Posko 2. Beruntung pula karena anak dan istri dari Sdr.Kornelis Rahalaka mengunci pintu dengan rapat dan tidak ke luar rumah. Namun demikian, hingga sekarang mereka masih mengalami trauma psykologis akibat kejadian tersebut.

Atas peristiwa tersebut, kami yang tergabung dalam wadah Gerakan Masyarakat Anti Tambang (GERAM), meyampaikan beberapa hal sbb;

1. Mengecam keras semua bentuk tindak kekerasan dan ancaman teror yang selama ini kerap dilakukan oleh ‘kelompok preman’ di Manggarai Barat.

2. Mendesak jajaran Kepolisian agar segera mengusut dan menindak tegas para pelaku tindak kekerasan dan ancaman teror. Karena cara-cara yang dilakukan kelompok preman seperti itu, tidak bisa dibiarkan terus terjadi.

3. Patut diduga kuat bahwa motif ancaman teror yang kerap dilakukan kelompok tertentu kepada aktivis GERAM belakangan ini, sangat berkaitan erat dengan aktivitas demonstrasi tolak tambang. Diduga, ada pihak/oknum Penguasa tertentu di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Mabar yang turut menggerakkan/mendorong/men
fasilitasi para kelompok preman dalam melakukan aksinya. Setiap kali aksi demonstrasi GERAM, selalu ada kelompok preman yang memprovokasi masa demonstran. Bahkan saat dengar pendapat di gedung DPRD Mabar beberapa waktu lalu, kelompok preman juga turut hadir ‘mengawal’ rombongan Bupati sambil memprovokasi aktivis GERAM.

4. Kami menyerukan kepada Bupati dan DPRD Mabar untuk segera berkoordinasi dengan jajaran Kepolisian guna mengambil langkah tegas dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Mabar. Sebab jika kelompok preman dibiarkan tetap berkeliaran, akan memicu konflik horisontal dan vertikal dan berpeluang terjadi kekacauan secara sporadis.

5. Kami mengharapkan Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri ESDM-RI, Menteri Lingkungan Hidup-RI, Menteri Kehutanan-RI agar segera mengintervensi kewenangan Bupati Manggarai Barat dalam kaitannya dengan persoalan Tambang di Mabar. Intervensi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi NTT, diperlukan guna meletakkan persoalan/kasus Pertambangan yang terjadi Mabar pada koridor hukum yang tepat dan benar. Intervensi juga diperlukan guna menghindari potensi penyalahgunaan wewenang oleh Pemerintah Darerah Mabar dalam persoalan tambang.

6. Kepada semua pihak, kami hendak menyatakan bahwa GERAM – Flores akan terus melakukan upaya perlawanan terhadap kehadiran Perusahaan Tambang di seluruh Pulau Flores dan Lembata. Komitmen kami sudah bulat, Kabupaten Manggarai Barat khususnya dan pulau Flores dan Lembata umunya, harus bebas dari Tambang!

Demikian Siaran Pers ini disampaikan.
Labuan Bajo, 7 Juli 2009

Atasnama GERAM – Flores
Koordinator:




Bernadus Barat Daya, SH.MH. Florianus Surion Adu


------------------------------------------------------------------------------------------------------
KRONOLOGIS


Dengan ini kami melaporkan kepada Bapak Kapolres Mangarai Barat, bahwa pada hari Minggu tanggal 7 Juli 2009 sekitar pkl. 23.30 wita ada sekelompok orang tidak dikenal mendatangi rumah kediaman Sdr. Kornelis Rahalaka (Pemimpin Redaksi Majalah DIASPORA/Sekretaris GERAM). Kelompok orang tersebut, mengedor pintu dan dinding rumah sambil mengeluarkan kata-kata bernada ancaman. Saat kejadian, Sdr. Kornelis Rahalaka tidak berada di rumah. Yang ada di rumah saat itu, hanya istri dan anak-anaknya.

Sesaat setelah itu barulah Sdr. Kornelis Rahalaka dan teman-teman anggota GERAM tiba di rumah Sdr. Kornelis Rahalaka dan kelompok orang tersebut sudah tidak berada di TKP lagi. Sdr. Kornelis dan sejumlah anggota GERAM kemudian melaporkan kejadian tersebut di Kantor Polres.

Berhubung Sdr. Kornelis Rahalaka adalah Sekretaris GERAM, maka kami atasnama seluruh elemen Organisasi yang berhimpun dalam wadah GERAM, dengan ini melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib untuk mengambil tindakan hukum tegas terhadap para pelaku. Kami sangat mengharapkan agar jajaran Kepolisian dapat mengusut kasus ini secara tuntas demi terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat.

Perlu kami informasikan kepada Bapak Kapolres bahwa tindakan pengancaman/teror terhadap Sdr. Kornelis Rahalaka diduga kuat terkait “kasus pertambangan” di Kabupaten Manggarai Barat yang marak diberitakan mass media belakangan ini. Apalagi sebelum kejadian, ada begitu banyak rupa ancaman teror melalui SMS yang kerap diterima oleh anggota GERAM termasuk Sdr.Kornelis Rahalaka.

Demikian laporan ini kami sampaikan. Atas kerjasamanya kami ucapkan limpah terima kasih.


Labuan Bajo, 7 Juli 2009

Atas nama GERAM:



Bernadus Barat Daya Florianus Surion Adu

Tembusan:
1. Kapolda NTT di Kupang
2. Kapolri di Jakarta
3. Pimpinan Organisasi Anggota GERAM masing-masing di Tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar